"Kamu merasa menyerupai dibenci." Hatimu niscaya hancur bukan? Jangan tanya apakah kau sanggup menampung kesedihan atau tidak. Sebab sudah niscaya kita merasa sangat sakit. Bagaimana dengan air mata? Wanita atau laki-laki sama saja. Sama-sama punya perasaan.
![]() |
Berkali-kali kuseka butiran air mata yang mengalir. Unsplash Images |
Raut wajah mereka terlihat begitu senang melepasmu pergi. Aku tahu mereka merasa lega dan tertawa terbahak-bahak melihat perpisahan ini dan menyampaikan semoga kau secepatnya menerima penggantinya di sana. Tinggalkan dia, jangan perdulikan beliau tak pantas bersanding denganmu.
Mereka sangat egois, berusaha menciptakan kita lupa wacana cinta dan rindu kita yang terlalu membara pada hati kita. Mereka ingin menciptakan kita saling benci, dan melupa apa yang sudah kita berdiri selama ini.
Dengan membisu ku naikkan doa "ya Allah jangan tinggalkan aku. Pegang tanganku, kuatkan langkahku supaya saya bisa melangkah menjauh dari mereka dengan yakin dan besar hati." "Tolong Tuhan jangan perlihatkan saya hancur dan hatiku luka di hadapan mereka."
Aku berusaha tersenyum menatap mereka meski sebetulnya saya sakit!------------------💕-----------------
Kasih, duniaku terasa sunyi ketika ku terjaga malam ini
Kesepian merajut seluruh asa yang kau tinggalkan. Lalu kau bawa cintaku bersama menghilang di malam itu. Aku tak berdaya sungguh, berdiri menatapmu melangkahkan kaki perlahan semakin usang semakin menjauh dan tersamar dari pandanganku hingga jadinya kau menghilang di balik pintu itu..Berkali-kali kuseka butir-butir air mata yang mengalir tanpa kusadari, ternyata saya menangis.. saya memang menangis untuk rindu yang kau bawa, untuk cinta yang sudah habis terengkuh. Untuk kamu? Iya, kamulah rindu itu. Rindu yang mengikis habis rasaku. Cinta yang kau ambil dariku tanpa kau sisakan sedikitpun.
Saat itu kuharap kau menoleh kebelakang sekedar melihatku,
Tapi tidak pernah, mungkin niatmu sudah bulat. Kau harus berpengaruh tinggalkan rindu untuk saya yang terpaku menantapmu berlalu dan membawa pergi cinta.Lalu malam itu saya pulang dalam sendiri. Ku tak bisa hentikan luapan tangisku sepanjang perjalanan pulang. Masih ada bekas berair air mata yang melekat di sehelai sapu tangan yang kau selipkan di sisi jemariku waktu akan melangkah. Kau sudah tahu saya niscaya menangis. Meskipun saya sudah berjanji padamu tidak akan menangis. Karena bahumulah daerah kubersandar dan menangis bila saya ingin.
Bayangan wajahmu tak bisa lepas dalam ingatanku
Mengapa saya ini? Bukankah kita sudah berjanji untuk saling berpengaruh melepas jarak antara kita? Banyak pertanyaan yang tak sanggup ku jawab sendiri. Aku menyerupai belum yakin kau bisa menjaga rinduku baik-baik. Apakah kau sanggup memeluk cintaku hanya sebatas mimpi? Apakah kau sanggup menyimpan rinduku? Hampir mustahil!Sedangkan aku, saya merasa cintaku telah mati bersamamu. Maksudku, saya tak bisa lagi mengasihi dan merindukan seseorang selain kamu. Aku sedang tidak melebih-lebihkan dan bertingkah cengeng terhadap diriku. Tapi memang ini yang saya rasa. Meski setumpuk pekerjaan kulakukan namun wajahmu tetap tidak bisa lepas dari ingatanku.
Aku ragu, alasannya yaitu kau pergi entah kapan dan berapa usang kau kembali padaku
Secara halus mereka menyuruhku untuk melupakanmu. Memaksa melupakan cinta kita dan menjadikannya masa kemudian yang tak perlu di ingat. Tapi saya tidak tahu cara melupakan dirimu.Aku tidak tahu kapan kita bisa bertemu lagi, meski sekedar menyapa atau saling tatap melepas rindu yang tak tertahankan ketika berjauhan..Kita sadar betul bahwa ada yang ingin memisahkan hati kita, mereka tidak ingin melihat cinta kita bersemi terlalu lama, dan kau menyerupai tak berdaya melawan semua itu. Terlalu banyak tantangan di dalam cinta kita. Setelah sekian usang kita berjuang untuk bertahan dari segala macam pertentangan, jadinya mereka berhasil. Bukan menyatukan tapi memisahkan.
Kau menyerupai orang yang tanpa daya apa-apa menuruti semua kemauan mereka
Mungkin kau takut kehilangan segala kemudahan yang ada, juga belum siap tinggalkan zona nyamanmu sehingga kau tak bisa berkutik. Rasanya saya ingin berteriak "hei,.. kau kan laki-laki dewasa, kau punya hak untuk bicara", "katakan sesuatu untuk mereka, jangan membisu saja!" Tapi apa daya, kau memang menentukan itu.Kau menentukan pergi tanpa perdulikan hatiku. Aku berjanji memulihkan hatiku seiring berjalannya waktu. Dan tolong jangan cari saya jikalau kau kembali, lantaran air mataku sudah kering. Aku niscaya berusaha menghapus luka dan sembilu.
Silahkan nikmati puisi kau pergi membawa seluruh cintaku, dan puisi meskipun saya menangis.
Kau pergi membawa seluruh cintaku
Untuk sebuah cintaYang tak pernah mati
Cinta yang tak bernama
Cinta suci di hati
Pergi menjauh
Dalam sunyi
Hati ini pedih
Tangispun tak berarti
Sebab tak bisa menghentikan langkah
Cinta yang menciptakan luka
Jangan kau tanya..
Mengapa tak berusaha?
Sudah seribu cara
Tapi harus mengaku kalah
Tangan itu lebih hebat
Ingin selalu memisah
Cinta yang t'lah tertambat
Meskipun saya menangis
Butiran demi butiranair mata jatuh
Ku sengaja biarkan singgah
di bibir..
Sebab ku tak ingin mengujar
Biar ku telan sembilu
Sebab kau takkan mampu
menampung air mataku
Ku pikir saya takkan
menangis..
Tapi, apa yang terjadi?
Aku tak sanggup
Ku dapati diriku menangis
tersedu..
Aku menunggumu membalikkan
wajahmu
Yang sebentar kan menjauuuuh
dariku
Tapi tidak,
kau tak lagi berpaling padaku..
Aku sadar,
meskipun diriku menangis
kau tak lagi mendengar
Meskipun saya menangis,
kau tak pernah melihatku..
Meskipun saya menangis,
kau tak bisa merangkulku..
Jakarta, 2018
Dariku yang kau buat rapuh...
Catatan: Hidup ini menawarkan banyak sekali pelajaran yang tak terduga bagi kita. Tadinya kita pikir semua rencana niscaya berjalan lancar. Padahal hari esok penuh rahasia. Seringkali memang kita dengan yakin menyusun banyak sekali rencana untuk hari depan, meskipun di depan masih bayangan-bayangan. Tapi paling tidak kita sudah berusaha walau gagal. Hari ini saya berpikir, lebih baik kita betul-betul melihat kualitas korelasi kita yang kini daripada terlalu memimpikan esok yang belum tentu kita gapai bersama. Ini pelajaran berharga.
0 Comments